PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP WATERFRONT CITY PADA PERANCANGAN GEDUNG PUSAT KULINER DI RAHA
Kata Kunci:
pusat kuliner, makanan tradisional, kota tepian airAbstrak
Raha adalah Ibukota Kabupaten Muna yang merupakan sentral perekonomian masyarakat dan merupakan tempat transit bagi para pengunjung lokal maupun mancanegara. Pembangunan yang paling meningkat pada saat ini di Raha adalah pada sektor kuliner, itu terlihat dengan merebaknya lapak-lapak jajanan kuliner variatif yang memadati sejumlah ruas jalan kota. Minat masyarakat terhadap kuliner lokal atau makanan tradisional terus meningkat tetapi tidak di iringi dengan fasilitas yang memadai. Khususnya di Raha kegiatan pusat kuliner mengalami peningkatan yang cukup pesat hal ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2012-2017. Berkembangnya sentral kuliner ini tidak dibarengi dengan pembangunan gedung atau bangunan permanen yang mungkin akan menjadi salah satu ikon daerah tersebut tentunya pusat kuliner di Raha. Raha yang lokasinya sangat berpotensi menjadi tempat singgah atau tempat transit bagi para pengunjung luar kota yang akan melakukan perjalanan menuju kota Kendari, Kota Bau-bau, Buton Utara, dan Buton Tengah di karenakan lokasinya berdampingan langsung dengan pelabuhan Raha dan berhadapan langsung dengan laut atau selat Buton. Sehingga demi mewujudkan perancangan pusat kuliner di Raha yang dapat di nikmati semua kalangan tentu dibutuhkan strategi khusus. Strategi tersebut dapat diwujudkan dengan menggunakan pendekatan yang tepat dan sesuai, adapun pendekatan yang dipilih dalam perancangan adalah waterfront city.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Garis : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.